Monday 21 November 2016

BERSYUKUR KUNCI KEBAHAGIAAN


Alhamdulillah, begitulah ungkapan rasa syukur seorang muslim kepada Allah tatkala mendapatkan rezeki, kebahagiaan, nikmat, dan segala sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Tidak hanya ungkapan secara lisan, berbagi dengan orang yang kurang mampu, bersedekah, mengadakan syukuran, sebagai bentuk lain dari ungkapan rasa syukur. Ungkapan terima kasih kepada Sang Pemberi nikmat. Rasanya sempurna ketika apa yang diharapkan, dimimpikan, menjadi kenyataan. Rasanya luar biasa ketika tiba-tiba rezeki yang diperoleh berlipat-lipat dari biasanya. Atau kebahagiaan yang tiada tara ketika sanak saudara, sahabat, handai taulan berbagi kabar gembira. Bahkan, untuk kesempatan hari ini masih bisa menghirup udara segar, masih bisa bernapas, masih diberi kesehatan dan kecukupan. Sekali lagi, alhamdulillah, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
            “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7).
            “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah : 152)
Firman Allah di dalam Al Quran pun memerintahkan seluruh umatnya untuk bersyukur. Dan Allah menjanjikan, barang siapa yang mensyukuri nikmat-Nya, maka akan Allah tambahkan. Subhanallah sekali bukan perhitungan Allah itu? Hanya dengan bersyukur, maka kita akan mendapatkan rezeki-rezeki lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap muslim untuk senantiasa bersyukur, senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah, baik sedikit maupun banyak. Bukan sebaliknya, mengeluh dengan sesuatu yang sedikit, lalu kesal kepada Allah dan mengharap sembari mendikte Nya, agar diberi yang lebih, dan lebih. Mari kita lihat diri kita masing-masing, apakah kita termasuk golongan orang-orang yang pandai bersyukur atau sebaliknya? Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dia berkata, rasulullah bersabda (https://almanhaj.or.id/4102-anjuran-mensyukuri-nikmat.html) :
            “Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.
            Bahkan Rasul pun mengingatkan kepada umatnya untuk tidak membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan milik orang lain di atas kita (dalam hal materi/ duniawi). Karena dengan begitu, kita akan menjadi orang yang tidak bersyukur dan mencela nikmat-Nya. Padahal, sekecil apapun nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita, tidak sepantasnya kita mengeluh dan protes. Syukuri apa yang sudah Allah berikan, syukuri apa yang sudah kita miliki saat ini. Karena bisa jadi, ada lebih banyak orang di bawah kita, namun kita tidak tahu. Syukuri berapapun rezeki yang saat ini kita peroleh, yang penting halal dan berkah. Syukuri apa yang sudah kita miliki saat ini, meskipun sebenarnya kita menginginkan dan membutuhkan yang lain. Syukuri setiap kali kita membuka mata di pagi hari, karena Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup. Dengan bersyukur maka hati akan menjadi bahagia, tenang, dan damai.
            Orang yang pandai bersyukur maka hidupnya akan tenang. Ikhlas dan menerima dengan sepenuh hati segala yang Allah berikan, baik banyak maupun sedikit. Berbeda dengan orang yang hanya mengeluh dan mengeluh, hidupnya akan kacau, penuh tekanan dan tidak berkah, karena berapa pun yang Allah berikan pasti akan selalu kurang dan kurang. Orang yang selalu bersyukur, pasti jiwanya akan yakin dan tidak gelisah dengan rezeki. Ketika sudah bekerja dan berusaha dengan semaksimal yang bisa dilakukan, maka dengan sendirinya rezeki itu akan datang. Berbeda dengan orang yang tidak bersyukur, sedikit bekerja, yang ada hanya amarah dan ujung-ujungnya stress.
Dan tidak ada makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan dijamin oleh Allah rizkinya.” (QS. Hud : 8).
Sudah jelas bahwa Allah sudah mengatur rezeki setiap hamba-Nya. Rezeki itu bentuknya banyak, tidak hanya materi semata. Kesehatan, pekerjaan, tempat tinggal, ketenangan hidup, kebahagiaan, anak-anak yang sholeh dan sholehah, keluarga yang harmonis, adalah rezeki. Apapun yang Allah berikan adalah rezeki. Kalau sampai dengan saat ini masih banyak yang mengeluh, menganggap Allah tidak adil, atau rezeki yang ia peroleh sedikit. Coba hitung, nikmat dan rezeki yang sudah Allah berikan kepada kita sampai dengan saat ini. Apakah kita sanggup dan mampu menghitungnya? Jawabannya TIDAK. Maka syukurillah setiap apa yang Allah berikan kepada kita saat ini. Janji Allah itu pasti, Dia akan menambah nikmat kepada siapapun yang senantiasa bersyukur.


            

No comments:

Post a Comment