Saturday 19 November 2016

ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG YANG BERBANGGA DIRI DAN SOMBONG


Setiap orang mungkin lupa, kalau dirinya terkadang atau bahkan sering berbangga diri. Membangga-banggakan dirinya sendiri karena satu dan lain hal, yang mungkin orang lain tidak bisa lakukan atau kerjakan. Pada dasarnya, berbangga diri itu boleh-boleh saja dan sah-sah saja. Itu berarti, kita menghargai dan mengapresiasi keberhasilan atau pun kelebihan yang ada pada diri kita. Sebagai ungkapan rasa syukur, karena diberikan suatu nikmat yang lebih oleh Allah, baik dalam bentuk materi, fisik, kecerdasan, keterampilan, dan lain-lain. Masalahnya adalah, jika seseorang berbangga diri secara berlebihan. Bolehkah kita sebagai muslim berbangga diri secara berlebihan? Sampai pada pemikiran dan anggapan bahwa kita yang paling sempurna dibandingkan orang lain, kita paling cerdas dibandingkan orang lain, paling kaya, paling bijaksana, paling bisa segalanya dibandingkan dengan orang lain. Sehingga pada akhirnya akan melahirkan sikap sombong dan takabur. Naudzubillah...
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Luqman:18).
Dan ternyata, dijelaskan di dalam Al Quran kita, bahwa Allah secara terang-terangan dan tegas melarang umatnya berbuat sombong, angkuh, termasuk di dalamnya berbangga diri secara berlebihan. Ketika seseorang bangga dengan dirinya sendiri secara berlebihan, maka akan muncul sifat sombong. Ketika sifat sombong sudah muncul pada diri seseorang, maka iblis dan syaitan akan semakin menjerumuskan manusia ke dalam sifat angkuh. Semakin berbangga dengan diri sendiri, bahkan sampai pada level merendahkan orang lain, menganggap orang lain jauh di bawah dirinya. Ini adalah hal yang sangat berbahaya dan sangat tidak disukai oleh Allah.  
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An Nisa: 36).
“Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang terlalu membanggakan diri.” (QS. Al-Qashash : 76).
Ketika menganggap diri sendiri adalah sosok yang paling sempurna di bandingkan orang lain, maka hati orang tersebut akan menjadi keras dan congkak. Jika melihat orang lain yang memiliki ilmu, harta, fisik, kecerdasan, dan hal-hal lain di bawahnya, maka akan muncul sifat berbangga diri, sombong dan angkuh. Padahal siapalah diri kita ini? Sehingga dengan entengnya berbangga diri sampai meremehkan bahkan merendahkan orang lain? Padahal dengan sangat mudah apa yang dibangga-banggakan itu akan sirna jika Allah sudah berkehendak. Sangat mudah bagi Allah, mengambil kembali apa yang Allah titipkan, entah itu harta, anak, kecerdasan, ilmu, pengalaman, fisik, dan lain-lain. Sangat mudah bagi Allah mengangkat derajat orang yang diremehkan berbanding terbalik dengan orang yang meremehkan.
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan.” (QS Al Hujurot, 49:11).
Lalu apakah dampak paling dahsyat dan membahayakan jika seseorang berbangga diri secara berlebihan, sehingga timbul sifat angkuh dan sombong?
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91).”
Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Bisa dibayangkan? Bahkan seseorang yang sombongnya sebesar biji sawi pun tidak akan masuk surga? Lalu bagaimana dengan orang-orang yang berbangga diri, sombong bahkan sampai meremehkan dan merendahkan orang lain? Padahal orang lain yang diremehkan dan direndahkan adalah juga ciptaan Allah.
Sesungguhnya seluruh orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari Kiamat bagaikan semut yang diinjak-injak manusia.” Ada seseorang yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah seseorang itu ingin agar baju yang dikenakannya bagus, sandal yang dipakainya juga bagus?” Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan, hakikat sombong itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu).
Selagi nafas masih berhembus. Dan selama Allah masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Mari kita mengevaluasi diri kita masing-masing. Bermuhasabah diri atas apa yang telah dijalani dan diperbuat selama ini. Adakah dari diri dan sikap kita yang ternyata tanpa kita sadari adalah suatu kesombongan? Koreksi diri dengan jujur dan ridho apakah selama ini kita berbangga diri secara berlebihan? Atau bahkan sampai meremehkan dan merendahkan orang lain? Renungkan dan akui secara jujur apakah kita angkuh dan sombong karena kelebihan yang kita miliki dan tidak dimiliki orang lain?

Sumber :


1 comment: